Pamekasan, KalanMadura- Beredarnya informasi dapur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang overload di salah satu kecamatan di Pamekasan menuai sorotan. Salah satunya dari aktivis Pamekasan, yang dinahkodai Syauqi.
Menurutnya, jika bicara mengenai standar bangunan dapur sehat yang menampung aktivitas penyediaan makanan sebagai pendukung program MBG sudah ada aturan mainnya.
Syauqi menyebut, bangunan dapur seluas 400 meter persegi akan digunakan sekitar 40 pekerja yang menyediakan 3.000 porsi makanan per sesi. Dan sejumlah aturan main yang harus diperhatikan mengingat sudah diatur sebagaimana mestinya.
"Jadi bukan soal spek dapur, Akan tetapi kenapa bisa sampai overload dan apa yang menjadi latar belakangnya," katanya, Senin (18/8/2025).
Syauqi menegaskan, karena MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo, hal urgen yang juga perlu diperhatikan yakni data penerima penerima manfaat, Sehingga program ini benar-benar terealisasi dengan baik dan tepat. Sebab tidak akan ada Dapur kalau tidak ada penerima manfaat, dan kuota dapurpun sangat ditentukan oleh kuota penerima manfaat.
"Karena kalau pendataan itu tidak benar (di mark up) dll, maka akan masuk pada penyalahgunaan. Sebab, akan membengkakkan anggaran saja," ujarnya.
Lebih lanjut, Syauqi menyerukan agar pendataan data penerima, penyediaan dapur MBG, harus benar-benar selektif, objektif dan akurat.
"Ini agar tidak sekadar mendata, tidak sekadar membangun dapur MBG, apalagi sampai overload. Dengan demikian, program ini akan berjalan dengan baik dan tepat sasaran," ungkapnya.
"Data penerima manfaat ini sangatlah penting, oleh karenanya harus benar-benar cermat dan akurat dan tidak amburadul apalagi sampai terjadi markup. Sehingga program MBG ini benar-benar tepat sasaran dan tidak terkesan hanya menjadi program bagi-bagi dapur," tegasnya.