-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Disdik sumenep merasa kecolongan dengan beredarnya atribut kristen di wilayahnya.

Wednesday 22 February 2017 | 16:59 WIB | 0 Views Last Updated 2017-02-23T07:23:07Z

Sumenep, kanalmadura.com - kamis, 23/2/2017. Kabar pemberian bingkisan beratribut Kristen kepada sejumlah siswa SD di Kecamatan Manding dan Kota Sumenep, Madura, Jatim, langsung direspon oleh sejumlah Kiai Sumenep.

Sejak pukul 08.30 WIB di Hotel Musdzalifah dijaga sejumlah aparat keamanan dari Polres Sumenep dan Kodim 0827, Rabu kemaren. Sebab, puluhan kiai dan santri dari sejumlah daerah di Sumenep ingin menemui orang-orang yang memberi bingkisan beratribut Kristen ke sejumlah siswa SD.

Hasilnya? pada  jam 11.00 WIB, Kadisdik Sumenep H A. Shadik bersama sejumlah kiai  membuat kesepakatan dengan Budi Dwi Prasetyo, Ketua Yayasan Bangsa Mulya Sejahtera. Pria asal Madiun ini, setuju menarik semua bingkisan yang terlanjur tersebar. Dan Yayasan Bangsa Mulya sebagai pengisi sosialisasi wawasan kebangsaan menyatakan menghentikan aktivitasnya ke sejumlah SD dan SMP di Sumenep.

Usai membuat pernyataan, Budi Dwi Prasetyo mengaku tidak mengerti terhadap isi bingkisan tersebut. Bingkisan itu, katanya, diberi oleh lembaga Samaritan’s Purse sebagai bingkisan usai sosialisasi kebangsaan. “Jumlah semua 2000 bingkisan. Yang tersebar di empat SD,” ujar Budi Prasetyo.

Kadisdik H A. Sadik juga mengaku kecolongan dengan beredarnya bingkisan beratribut Kristen. Menurut H Sadik, dirinya sengaja menyetujui surat permohonan Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumenep untuk melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan di 11 SD dan SMP Manding.

“Kenapa saya menyetujui? Karena kegiatan itu saya anggap bagus untuk menambah wawasan para anak didik. Belakangan ada bingkisan berisi atribut Kristen, dinas tidak mengerti dan kecolongan namanya,” jelas H Sadik, kepada sejumlah kiai dan santri di ruang lobi Hotel Musdhalifah, yang disaksikan sejumlah media.

Wawasan Krsitesn-1Wawasan Kristen-2Sementara, pemohon kegiatan sosialisasi, H Moh. Nasir ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Hanya saja, Ketua Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Sumenep ini, tidak memberikan komentar sepatah kata pun. Dia terlihat duduk manis walau terlihat raut wajah tegang.

Sedangkan Ketua FPI Sumenep, KH Jurjiz Muzammil yang ikut hadir dalam pertemuanitu tidak tampak menggebu berbicara. Pengasuh Ponpes al-Is’af, Dusun Kalaba’an, Guluk-Guluk, Sumenep, ini hanya berbicara beberapa kata. Beda dengan KH Sufyan, Pragaan (Ketua Kiai Muda Sumenep).

Mantan Ketua Partai Nasdem Sumenep ini, terlihat semangat berbicara. Dia meminta semua bingkisan beratribut Kristen yang sudah beredar di sejumlah siswa untuk ditarik dan dikumpulkan bersama bingkisan lain yang belum beredar.

Bukan itu saja, Kiai Sufyan meminta kepada aparat kepolisian Sumenep untuk mengamankan 11 orang dari Yayasan Bangsa Mulya Sejahtera, yang bertindak sebagai pengisi acara kegiatan.

“Saya minta semua orang yang mengisi acara harus di amankan di Polres. Jangan diamankan di hotel ini,” pinta KH Sufyan dengan nada lantang.

Dan sekitar jam 11.30 WIB, petugas Polres Sumenep mengevakuasi 11 orang dari Yayasan Bangsa Mulya Sejahtera dari Hotel Musdzalifah ke Mapolres Sumenep. ( nata )

×
Berita Terbaru Update