-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Hanya Ngantongi Surat Keterangan Tak Mampu RSUD MOH AMWAR Sumenep Terlantarkan Pasiennya

Tuesday 22 November 2016 | 22:01 WIB | 0 Views Last Updated 2017-09-15T03:38:19Z

Sumenep,kanalmadura.com – Dua warga kurang mampu di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ‘diusir’ dari Rumah Sakit Umum dr Moh Anwar Sumenep, Selasa (22/11/2016).

Dua pasien itu, Isrijeh (45) dan Suama (55), keduanya warga Dusun Talesek, Desa/Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep. Dua pasien ini diduga menderita penyakit gondok sebesar telur ayam di bagian leher.

“Dua pasien itu sudah masuk ke kamar pasien, sudah diambil darahnya dan kebutuhan lainnya untuk persiapan operasi besok, Rabu (23/11). Sekarang diminta keluar kamar,” kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gaki Sumenep, Ahmad Farid.

Dua pasien itu, saat ini terpaksa menempati lorong ruang kamar pasien sambil menunggu kepastian dari pihak Rumah Sakit Umum dr Moh Anwar Sumenep. Hingga pukul 18.30 WIB belum ada penanganan medis lebih lanjut.

Keduanya masuk rumah sakit milik pemerintah itu, hari ini, pada pukul 11.00 WIB. Pasien juga sempat dimintai uang sebesar Rp300 ribu.

Ahmad Farid menjelaskan, kedua pasien itu mengantongi surat keterangan tidak mampu dari desa dan pihak UPT. Namun, pada saat ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep menemukan kejanggalan.

“Rekomendasi tidak dikeluarkan dengan alasan pasien SPM penuh dan anggaran sudah tidak ada. Ini kan aneh,” terangnya.

Bahkan, salah satu petugas di lingkungan Dinkes Sumenep berinisial H atau yang biasa melayani SPM menyampaikan pada keluarga pasien, bahwa penyakitnya tidak berbahaya.

“Apa pasien harus menunggu bahaya dulu baru dapat fasilitas dari pemerintah?. Ini jelas warga kurang mampu. Apa warga miskin harus mati dulu baru pemerintah akan melayani?,” ucap Farid dengan dana geram.

Ucapan petugas juga menyakiti keluarga pasien, bahwa jika menjadi pasien umum atau BPJS akan dilayani. “Ini apa-apaan. Rumah sakit maupun Dinkes, semuanya salah,” tudingnya.

Ia berjanji akan mengawal kasus ini. “Ini tidak bisa dibiarkan, rumah sakit sudah sering melakukan kelalaian yang dianggap sepeleh. Padahal menyangkut pelayanan,” ujarnya.

Sementara itu awak media saat mau mengkorfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Sumenep, dr Fatoni dan Direktur Rumah Sakit dr Moh Anwar Sumenep, dr Fitril Akbar berkali-kali dihubuingi via telepon tidak bisa terhubung.

“Terima kasih, ini adalah layanan kotak suara……,” demikian bunyi sambungan handphone keduanya hingga pukul 18.35 WIB, Selasa (22/11/2016) malam.(*)

×
Berita Terbaru Update