-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Banyaknya Pejabat Yang Masih Genggsi Dengan Produk Lokal

Thursday 17 November 2016 | 23:11 WIB | 0 Views Last Updated 2016-11-19T01:21:11Z


Pamekasan,kanalmadura.com - Kamis, 19/11/2016.  Pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kecewa atas sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, karena dinilai membiarkan sebagian pejabat menggunakan batik impor dari Cina, yaitu batik printing.

Hal ini disampaikan ketua Paguyupan Batik Tulis Wilayah Kecamatan Palengaan, Ali. Menurutnya, saat ini batik printing sudah menyebar luas di pasar tradisional. Bahkan banyak pejabat yang sudah menggunakan batik tersebut.

“Mungkin, selama ini pemerintah dan masyarakat tidak tahu batik printing itu dari mana. Ternyata itu impor dari Cina,” kata Ali.

Semestinya, lanjut Ali menjelaskan, pemerintah berperan aktif serta memberikan kontribusi dalam membantu batik lokal bersaing dengan batik luar daerah. Termasuk printing.

Apa lagi, selama ini pengrjin batik tulis di Pamekasan belum mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah. Padahal, kualitas batik hasil buatan masyarakat kota Gerbang Salam jauh lebih berkualitas dari batik printing.

“Tidak ada perhatian dari Pemkab. Mas, sehrusnya pejabat itu menggunakan batik tulis khas Pamekasan. Bukan impor,” ungkapnya.

“Batik Impor ini sangat mengancam pasar batik tulis khas Pamekasan,” imbuhnya.

Ditambahkan Ali, batik tulis khas Pamekasan telah kalah saing dengan batik printing. Selain kalah pemasaran. Batik printing lebih terjangkau dan murah dibandingkan dengan batik tulis yang di produksi sebagian warga kota Gerbang Salam.

Harga batik printing di pasar tradisional rata-rata bervariatif. Harga paling murah senilai Rp 25-35 ribu. Sementara harga standar mencapai Rp. 60-70 ribu.
Harga tersebut jauh lebih murah dari batik tulis khas Pamekasan, yang harganya mencapai Rp 50 ribu untuk klas bawah, sedangkan harga standar Rp 150 ribu.

“Batik tulis khas Pamekasan hanya kalah promosi dan pasar saja, kalau kualitas sangat unggul,” bebernya.

Oleh karena itu, Ali meminta Pemkab Pamekasan membantu pengrajin dan pengusaha batik untuk mencarikan pasar yang pas, agar batik tulis khs Pamekasan bersaing dengan batik lainnya.

“Kami berharap pemerintah tidak menutup mata atas kondisi batik di Pamekasan. Juga kami harapkan pemerintah berperan untuk memajukan batik tulis Pamekasan,” harapannya.

Sayangnya, hal ini belum mendapatkan respon dari Pemkab Pamekasan. (*)

×
Berita Terbaru Update