-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Aktifis Kalam, Soal Dana Retribusi Pasar

Monday, 28 September 2015 | 19:53 WIB | 0 Views Last Updated 2015-09-28T12:55:30Z

Pamekasan,(kanalmadura.com) - Elman Duro Salah Satu Aktifis Kalam menilai bahwa Retrubusi pasar di kabupaten pamekasan rata-rata sangat janggal, hal itu mengundang pertanyaan besar dikalangan aktivis, apakah memang ada main atau bagaimana,? Salah contoh, pasar keppo yang sudah tercatat ditahun anggaran 2015 pasar keppo harus menyetor 660.000.000,

"saya amati dipasar tersebut sangat diminati oleh pedagang sapi, setelah saya cek dipasar keppo, tiap kali pasaran sapi yang ada disana mencapai 500 bisa jadi lebih dari 500 ekor sapi, sedangkan karcis untuk sapi 15.000 perekor sapi." ungkapnya,

Kalau sekali pasaran 15.000 karcis sapi, dikalikan 500 ekor maka mencapai 60.jt dalam satu bulan belum diakumulasikan dalam satu tahun, ini masih dikarcis sapi, belum ke yang lain, seperti penjual baju, penjual sayur dan lain-lainya
"15000x500= 7.500.000
7.500.000x8= 60.000.000
60.000.000x12= 720.000.000"
Sedangkan realisasu anggaran ditahun 2015 hanya 60.000.000 ini kan sangat tidak masuk akal sekali

Sedangkan pasar-pasar yang lain seperti Pasar 17 agustus 243.000.000
Pasar keppo 60.000.000
Pasar waru 200.000.000
Pasar pakong 190.000.000
Pasar Batu Bintang 89.000.000
Pasar Palengaan 85.000.000
Pasar Proppo 55.000.000
Pasar Kolpajung 275.000.000
Pasar Gurem 95.000.000
Pasar Blumbungan 75.000.000
Pasar Duko 20.000.000
Pasar Galis 11.000.000
Pasar Tuwek Tenggih 2.000.000

Semua pasar dalam realisasi anggaran sudah mencukupi, bisa-bisa setoran dari pasar tersebut lebih, tapi jika dilihat dari peminat dan banyaknya orang yang datang kepasar itu sangat jauh dari pendapatan yang ada, "sekarang ini pertanyaanya adalah, apakah Eksekutuf membiarkan itu atau memang benar-benar tidak tahu,"

dan juga lanjut Elman, yang perlu dipertanyakan adalah sikap dari pihak Legislatif ini terutama Komisi yang membidangi, takut pura-pura saja tidak tahu, inilah perlunya penyikapan dari masyarakat dan pihak-pihak yang lain juga harus bertanggung jawab atas kelemahan pengawasan ini.*(ri/ynt)

×
Berita Terbaru Update