-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Sejumlah Warga Tetap Menolak Kepala SDN 3 Klampar Yang Diduga Non Muslim.

Sunday 26 July 2015 | 20:56 WIB | 0 Views Last Updated 2015-07-26T13:56:36Z

PAMEKASAN,(26/7/2015) Kanalmadura.com - Akhirnya pertemuan sejumlah elemen dalam menyikapi Kasus Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Klampar (Ibu Fransiska) yang di tolak masyarakat karena di duga Non Muslim, resmi di gelar di Dusun Banyumas Desa Klampar Kecamatan Proppo Pamekasan Madura Jawa Timur, minggu (26/07/15), sore, hasilnya masyarakat tetap menuntut Kepala Sekolah di tangguhkan sebelum adanya bukti yang jelas dari Departemen Agama,

Dalam Forum Panas tersebut di ikuti oleh sejumlah tokoh masyarakat (Wali Siswa), tokoh agama, Dinas Pendidikan, Pengasuh Ponpes Al-Ikhlas, Muspika Kecamatan Proppo, kepala Desa Klampar, kurang lebih ada sekitar 100 undangan yang hadir, yang di kemas dengan silaturrahmi sekaligus halal bihalal,

Fransiska Puji Lestari, Warga Asal Kota Semarang tersebut sangat bangga bisa jadi kepala sekolah di Desa yang mayoritas Pengrajin Batik.

"kami ucapkan trima kasih kepada Bapak Bupati (Ach. Syafi'ie) karena sudah mengangkat saya sebagai kepala sekolah di desa pengrajin Batik tulis," ujarnya.

Namun terkait penjelasan setatus agama tersebut di sampaikan langsung oleh Kadisdik Kab, Pamekasan, Yusuf Suhartono,

"Kami hanya menyampaikn informasi atau meluruskan isu yang berkembang di SDN klampar 3 bahwa ibu Kepala Sekolah beragama non muslim, perlu diluruskan, memang waktu sekolah di SPG ibu fransiska beragama Non Muslim, namun ketika berkeluarga dengan orang islam dia ikut suaminya masuk islam (muallaf)," tuturnya,

Jadi pihaknya berharap agar masyarakat tidak mudah dihasut oleh isu-isu yang tidak benar, dan beliau meminta masyarakat mau menerima ibu fransiska menjadi Kepala Sekolah di Lembaga tersebut, senada dengan apa yang di sampaikan pihak kepala Desa Klampar.

Kendati demikian Masyarakat tetap menolak keberadaan Ibu Fransiska di Sekolah Dasar Tersebut sebelum ada Bukti Konkrit dari KUA bahwa pihaknya sudah masuk islam,

" Dinas terkait harus memberikan pembuktian yang jelas dari Depag, kalau memang depag menyatakan orang ini mualaf kita mengamini, tapi harus disertai identitas dan keterangan aslinya bukan foto copi KTP seperti yang di bawa tadi," tegasnya,

" tadi cuma foto copi KTP gak ada keterangan lainnya, foto copi itu kan bisa di scanner, jadi aslinya di bawa di sampaikan kepada wali murid baru bisa mengamini, dan kalau memang dulu kawin sirrih itu kan ada pernyataan, Pasti ada penghulu yang menyaksikan dalam memberikan pernyataan bahwa ibu ini benar-benar dengan kemauannya sendiri masuk islam tidak ada paksaan dari pihak apapun, kan ada keterangan begini dari KUA, tapi ini tidak ada, apalagi memang sudah dijelaskan kalau orang ini dulu kristen, tidak salah masyarakat menolak, karena masyarakat awam,

Sehingga pihaknya beserta tokoh masyarakat tetap menolak bahkan mengancam akan melakukan aksi mogok sekolah.

" kalau tetap di tolak,  yang rugi nanti pemerintah, karena siswa akan mugok sekolah dan guru disini yang akan rugi," terang Lutfi saat di konfirmasi pasca acara tersebut usai.*(ri/sui)

×
Berita Terbaru Update