PAMEKASAN - Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam Darul Ulum PP Banyuanyar RKH Muhammad Syamsul Arifin saat ditemui di kediamannya.
SANTUN dan kalem tapi tegas. Demikianlah yang terlihat pada sosok RKH Muhammad Syamsul Arifin, pengasuh Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Darul Ulum Pondok Pesantren (PP) Banyuanyar. Di pesantren ini, saya acabis ditemani Sekretaris Pengurus PP Banyuanyar Subriadi Ismail.
RKH Muhammad Syamsul Arifin menegaskan, pendidikan ilmu agama dan ilmu umum tidak bisa dipisahkan. Karena agama harus hadir dalam setiap kehidupan masyarakat, termasuk dalam pendidikan. ”Kalau ada orang yang mengatakan agama dengan ilmu umum harus dipisahkan, menurut saya kurang pas,” katanya.
Kiai yang pernah menempuh pendidikan agama di Makkah dan Madinah ini menilai, tidak ada istilah memadukan pendidikan agama dan umum di pesantrennya. Karena memang agama dan ilmu umum tidak terpisah dan tidak boleh dipisahkan. Semuanya sama-sama penting karena ilmu umum juga merupakan ilmu Allah.
Belajar agama di PP Banyuanyar otomatis juga mendapatkan ilmu umum. Sebab dalam kenyaataannya, ilmu agama juga membutuhkan ilmu umum. Misalnya terkait faraidh, ilmu falak, dan ilmu fikih. Begitupun belajar ilmu umum pasti membutuhkan ilmu agama. Tentu, pengajaran ilmu agama dan akhlak lebih ditekankan kepada santri PP Banyuanyar.
RKH Muhammad Syamsul Arifin menyampaikan beberapa hadis yang berhubungan dengan ilmu. Salah satunya, hadis yang artinya: ”Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat), maka harus dengan ilmu.”
Itu semua sesuai dengan motto PP Banyuanyar yaitu tiada kebahagiaan kecuali ilmu yang bermanfaat dan takwa kepada Allah karena akan membawa kesuksesan dan kemuliaan di dunia dan akhirat. Visi pesantren ini yakni lahirnya generasi
muslim yang berakhlaqul karimah, berilmu amaliah, dan beramal ilmiah. (ri/sui)
