-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Index berita

iklan

Iklan

Alpart sebut Rendahnya Harga Tembakau Pamekasan Disebabkan Pemerintah tidak Pro Petani

Friday 20 September 2019 | 15:39 WIB | 0 Views Last Updated 2019-09-20T08:39:19Z
foto: Syauqi ketua Alpart Pamekasan

Pamekasan, Kanalmadura.-Ketua Aliansi Pemuda Peduli Rakyat (Alpart) menyebutkan, rendahnya harga tembakau di Kabupaten Pamekasan disebabkan Pemerintah Daerah tidak pro terhadap para petani tembakau.

"Kenapa saya bilang begitu, pertama yang menjadi dasarnya adalah, musim tanam tembakau pada tahun ini bagus. Dengan begitu, berefek pada kualitas tembakau di Kabupaten ini rata-rata bagus," kata Ketua Alpart, Sauqi, Jumat (20/19/2019)

Kemudian kata Sauqi, berdasarkan data yang dihimpunnya, luas lahan yang dapat digunakan untuk bercocok tanam tembakau di Kabupaten Pamekasan ketika ditonasikan diperkirakan menghasilkan 27.602 ton.

Itupun jika semua orang bercocok tanam, namun faktanya masyarakat Pamekasan di musim ini banyak yang tidak bercocok tanam.

"Sehingga dapat disimpulkan ketersediaan tembakau di Kabupaten Pamekasan ini, mengacu kepada data di atas sangat terbatas (minim). Ketika dikaitkan antara ketersediaan tembakau dengan kebutuhan seluruh gudang tembakau di Kabupaten Pamekasan ini malah lebih besar kebutuhannya," ujarnya.

Sehingga, kata Sauqi, dari kedua faktor ini (kualitas dan kuantitas tembakau) mestinya seluruh tembakau di kabupaten Pamekasan terserap semua dengan harga yang maksimal.

"Dan disinilah seharusnya, Pemerintah memposisikan diri untuk memperjuangkan nasib para petani, ketika benar-benar pro terhadap rakyat," tutur dia.

"Akan tetapi, pertanyaannya adalah, kenapa dalam posisi seperti ini pemerintah tidak mampu memberikan kebijakan? Nah disinilah yang menurut kami letak ketidak bijakan pemerintah Pamekasan dalam memperjuangkan nasib para petani tembakau yang saat ini sedang menjerit ," sambung Sauqi.

Kemudian, lanjut Sauqi, disisi yang lain, dari hasil investigasi yang dilakukannya ada beberapa gudang yang diduga bermain, yakni dengan mendatangkan tembakau dari luar.

"Sehingga itu berdampak pada penyerapan dan turunnya harga tembakau milik petani di Kabupaten Pamekasan, yang itu disebabkan oleh keteledoran pemerintah dalam hal pengawasan," paparnya. (*)
×
Berita Terbaru Update